Turki ancam blokir Facebook karena penghinaan nabi

  • Internet
  • 28 Januari 2015
  • Black Teclovers
Turki ancam blokir Facebook karena penghinaan nabi
Facebook
Ankara (TecLovers)- Turki mengancam akan memblokir situs Facebook jika jejaring sosial terbesar dunia itu tidak segera menghilangkan halaman yang berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad.

Sebuah pengadilan Turki, seperti dilaporkan NewsWeek, telah memerintahkan agar halaman Facebook yang berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad diblokir.

Pengadilan mengancam akan memblokir Facebook sepenuhnya jika halaman dimaksud tidak dihilangkan atau masih bisa diakses oleh publik.

Perintah itu, yang diumumkan oleh Badan Anadolu yang dikelola negara, dikeluarkan oleh hakim pengadilan Golbasi Duty di Ankara atas permintaan Jaksa.

Facebook sudah memblokir satu halaman sejauh ini dalam menanggapi "permintaan hukum valid" dari otoritas Turki, menurut Reuters.

Ketegangan mengenai penggambaran nabi telah berkobar di Timur Tengah setelah majalah satir Prancis Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad pada sampul dalam menanggapi serangan terhadap kantornya yang menyebabkan 10 staf dan dua polisi tewas.

Sampul bergambar kartun nabi itu dilarang bulan lalu oleh pengadilan di kota selatan, Diyarbakir. Pengadilan memerintahkan otoritas telekomunikasi negara untuk melarang akses ke beberapa situs berita yang menerbitkan sampul serupa.

Alev Yaman, peneliti Turki di PEN International, sebuah kelompok yang mengkampanyekan hak-hak penulis dan pembaca internasional, baru-baru ini mengatakan kepada NewsWeek bahwa tindakan tersebut sudah biasa di Turki.

"Ada sekitar 30 pelarangan media, seperti mengenai sampul Hebdo, baru-baru ini. Umumnya seputar larangan peliputan berita-berita mengenai korupsi pemerintah atau pergerakan truk-truk melintasi Suriah."

"Sekarang jika sebuah publikasi atau orang mempublikasikan sampul itu mereka akan menghadapi denda atau mungkin penjara," katanya.

Truk yang membawa surat kabar Cumhuriyet dihentikan polisi, diperiksa isinya lebih dari satu jam. Surat kabar itu mengatakan bahwa mereka hanya diizinkan melanjutkan distribusi setelah pasukan keamanan telah mengkomunikasikan temuan mereka ke kantor kejaksaan.

Sejumlah kritikus mengatakan kebebasan pers belum membaik di negeri itu. Mereka bahkan menuduh bahwa Presiden Turki Tayyip Erdogan Racep telah menggunakan peristiwa di Paris bulan lalu untuk mempromosikan agenda anti-Barat-nya.

Erdogan sebelumnya menyebut media sosial "ancaman terburuk untuk masyarakat". Twitter sempat dilarang menyusul protes anti-pemerintah di Istambul pada musim panas 2013.

COPYRIGHT © Teclovers.com 2015

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Cancel reply

Recommended

Latest Posts

Berita

Gadget

Tag Terpopuler